Jumat, 11 Mei 2012

Cerpen


“ Permintaan terakhir ”
Tak seperti biasanya, hari ini aku ke sekolah harus naik angkot, karena si “kaleng” motor kesayanganku kumat lagi.maklum “kaleng” adalah motor vespa yang trend di era 70-an, dan menjadi harta warisan turun temurun dari kakek. Walau sudah butut, tapi si kaleng selalu ada bersamaku kemana pun aku pergi.hanya hari ini saja kta tak sehati.mungkin ada kisah di balik ini.
“kaleng…kamu kenapa? Tolong jangan rewel dong…hari ini aku ulangan”kataku.
“Jalan dong leng…kataku lagi.
Tapi kaleng tak merespon..tanpa pikir panjang, ku ambil ranselku, dan berteriak sambil berlari keluar, “ mama…aku pergi dulu..
“ Santi..pelan-pelan” timpal mama sambil melihat Santi yang semakin jauh.

*        *        *
Sudah 15 menit aku berdiri di halte menunggu bis, tapi tak ada tanda-tanda kedatangnya. Panas matahari seperti membakarku, tak henti-hentinya ku basuh keringatku. Ku pandangi jam tanganku yang telah menunjukkan pukul 6.47. Untungnya bis telah datang.saat berada di dalam bis, ternyata tempat duduk telah penuh. Ingin rasanya berteriak, sungguh lengkap penderitaan ini. Tapi tiba-tiba seorang pria bermata cipit dan bekulit putih.menawarkan aku untuk duduk di kursi yang sebelumnya dia tempati. Awalnya aku menolak, tapi lama kelamaan aku menerima tawarannya.
“ capek yah?duduk disini saja”.Katanya sambil berdiri dari kursinya.
“ haa…gak apa-apa koq..sembari tersenyum.
“ duduk ja, aku juga sudah dekat, jawabnya kemudian
“ benar nih gak apa-apa?tanyaku sedikit tak percaya.
“ iyah,,,duduk saja.timpalnya
“ eh…ngomong-ngomong siapa nama kamu? Tanyaku.
“ aku Rion, jawabnya sambil tersenyum.
“ aku Santi…
Itulah awal perkenalan kita.

*        *        *
Hari ini si kaleng sebenarnya sudah baikan, tapi tak tahu kenapa aku ingin sekali naik bis.sebenarnya bukan bisnya yang membuat tertarik, tapi penumpang yang bermata sipit yang membuatku tak sabar untuk menemuinya.tak tahu apa alasannya, kapan mulainya, dan bagaimana aku bisa merasakan sesuatu yang tak pernah ku rasakan sebelumnya.semenjak bertemu dengannya, semalam aku tak bisa tidur, mengingat wajahnya, menirukan senyumnya, dan menghapalkan suaranya,ah,,,,serasa  gila di buatnya.
Jam 6.25 aku sudah berada di halte menunggu bis yang menjemputku kemarin.dan berharap ada si mata cipit di dalamnya.panas dan bau selokan tak mengurungkan niatku untuk menunggu bis itu. Dan akhirnya pengorbananku tak sia-sia, dari kejauhan telah terlihat samar-samar bis idamanku.
Saat bis berhenti, tak menunngu lama, aku langsung berebut masuk ke dalam bis bersama penumpang lain. Bukannya mencari kursi kosong, mataku malah mencari sesuatu yang lain. Aku mencari Rion yang telah membuat tidurku tak nyenyak.kecewanya hati ini karna sosok yang ku cari ternyata tak ada.   
*        *        *
 Pulang sekolah, seperti di butakan si mata cipit,aku teringat “kaleng” di rumah. Seandainya aku ke sekolah bersama kaleng, mungkin sekarang tak perlu menunggu bis untuk sampai ke rumah. 1 jam aku di halte yang ada di depan sekolahku, akhirnya bisnya datang juga. Dengan gontai ku langkahkan kakiku ke arah bis. Apa yang terjadi, sosok yang ku kenal baru saja turun dari bis, tak ada sepatah katapun terucap dariku, dia menarik tanganku berbalik arah dari bis yang tadinya akan ku naiki.seperti terhipnotis, aku terus mengikuti langkah Rion yang sedari tadi menarikku. Sampailah di taman kota yang berada di sebelah selatan sekolahku. Dan Rionpun melepaskan tanganku saat kita tepat berada di depan penjual es teler langgananku. Tanpa basa-basi, Rion memesan Es teler untuk kita berdua. Es dengan resep yang sama, dengan penjual yang sama, tapi senyumannya yang membuat semuanya menjadi lebih istimewah.
“maaf atas perlakuanku yang mungkin membuatmu tak nyaman,” kata Rion
“ hah..hmmm….iyaa…gak apa-apa kok”. kataku sedikit kikuk   
“ aku ingin kamu selalu mengingat aku di tempat ini”.katanya
“ iya, kita bisa setiap hari berada disini jika kamu mau”. Kataku lagi
“ maaf, waktuku tidak banyak, aku harus pulang, kata Rion seraya pergi setelah membayar es teler yang di makannya.
Sedikit heran dengan tingkah Rion. Aku mengambil handphone dari saku bajuku, memencet tombol,memilih salah satu nama dalam kontak hapeku dan menekan tombol hijau.tak lama kemudian suara ayah terdengar dari seberang.
“ ayah… jemput Santi”kataku seraya memelas.
“ kamu dimana? Si kaleng mogok lagi?? Tanya ayah.
“ Aku ke sekolah naik angkot ayah.jawabku lagi
“ iyah, nanti mang Ahmad yang jemput kamu, soalnya ayah tidak bisa tinggalkan pekerjaan ayah.
“ baik ayah..kataku lesu.dan pembicaraan berakhir..
*        *        *
Hari ini, aku memlih untuk tetap naik angkot, berharap bisa ketemu Rion seperti hari kemarin.tapi semuax semu. Seharian menunggu tapi tak ada tanda yang membuatku bisa bertemu dengannya, ada perasaan lain yang menggangguku, ingin menangis,ingin marah,melampiaskan semua kekecewaan,seperti ada yang hilang hari ini,akupun pulang membawa kesedihan.
7 hari ku menunggu di halte berharap bisa bertemu Rion,tapi dy tak perna datang…dan akhirnya penantianku berakhir, kembali ku lalui hari-hari bersama si kaleng yang telah ku tinggalkan demi Rion.
*        *        *

1 bulan kemudian
Sendiri berdiri di halte depan sekolah, menunggu bis yang akan membawaku pulang.terik matahari seperti membakar kulitku.seketika aku teringat penjual es teler yang berada di taman kota dekat sekolahku.sedikit berlari dan menutup kepala dengan tas. Sesampai di taman, dan ingin memesan es teler, tiba-tiba penjual Es berkata:
“ neng Santi…??tanyanya
“ iya mbak. Ada apa yah?”.
“ 2 minggu yang lalu, seorang ibu memberikan surat ini kepada saya.katanya harus di berikan kepada neng Santi”.
“ coba lihat suratnya mbak..
“ ini neng… kata mbak penjual es sambil memberikan sebuah emplop berwarna kuning.
Dengan penasaran, ku buka surat tersebut dan membacanya…



                                                                                              Untukmu
                                                                                           Yang ku cintai
Saat kamu membaca surat ini, mungkin aku telah tiada.. sudah 4 tahun aku di vonis dokter menderita penyakit kanker hati stadium akhir.hari-hariku hanya di temani oleh botol impus dan beberapa suntikkan di sekujur tubuhku.semenjak saat itu aku tak punya alasan untuk hidup, dan beberapa kali aku mencoba bunuh diri tapi selalu gagal.
Setelah bertemu denganmu,melihat senyummu, dan menggenggam tanganmu, ada perasaan lain di hati ini, ingin rasanya bertemu denganmu dan mengatakan semua yang ku rasakan.apakah ini yang di namakan CINTA??? Jika benar adanya, izinkan aku merasakannya walau hanya sesaat untukku.
Santi, saat ini aku takut mati, takut tak bisa bertemu denganmu, takut tak bisa menggenggam tanganmu dan melihat senyum indahmu, ,kamu cinta pertama dan terakhirku.maafkan aku telah lancang menulis surat untukmu, tapi aku sadar, waktuku tak banyak lagi untukmu.hingga ku beranikan diriku untuk menulis surat ini.
Hanya satu pintaku, saat kamu membaca surat ini, ingatlah aku, dan selipkan namaku dalam hatimu walau hanya sesaat. dan keesokkan harinya lupakan aku dan sambutlah masa depanmu dengan senyuman…
                                                                                               Dariku
                                                                                      Yang mencintaimu
                                                                                                Rion

Tak terasa, air mataku menetes di pipi, seakan ingin berlari mengejar bayangan Rion. Ku sapu air mataku dan berdoa,semoga Rion di terima di sisi Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar