“ Permintaan terakhir ”
Tak seperti
biasanya, hari ini aku ke sekolah harus naik angkot, karena si “kaleng” motor
kesayanganku kumat lagi.maklum “kaleng” adalah motor vespa yang trend di era 70-an, dan menjadi harta
warisan turun temurun dari kakek. Walau sudah butut, tapi si kaleng selalu ada
bersamaku kemana pun aku pergi.hanya hari ini saja kta tak sehati.mungkin ada
kisah di balik ini.
“kaleng…kamu
kenapa? Tolong jangan rewel dong…hari ini aku ulangan”kataku.
“Jalan dong
leng…kataku lagi.
Tapi kaleng
tak merespon..tanpa pikir panjang, ku ambil ranselku, dan berteriak sambil
berlari keluar, “ mama…aku pergi dulu..
“
Santi..pelan-pelan” timpal mama sambil melihat Santi yang semakin jauh.
* * *
Sudah 15
menit aku berdiri di halte menunggu bis, tapi tak ada tanda-tanda kedatangnya. Panas
matahari seperti membakarku, tak henti-hentinya ku basuh keringatku. Ku
pandangi jam tanganku yang telah menunjukkan pukul 6.47. Untungnya bis telah datang.saat
berada di dalam bis, ternyata tempat duduk telah penuh. Ingin rasanya
berteriak, sungguh lengkap penderitaan ini. Tapi tiba-tiba seorang pria bermata
cipit dan bekulit putih.menawarkan
aku untuk duduk di kursi yang sebelumnya dia tempati. Awalnya aku menolak, tapi
lama kelamaan aku menerima tawarannya.
“ capek
yah?duduk disini saja”.Katanya sambil berdiri dari kursinya.
“ haa…gak
apa-apa koq..sembari tersenyum.
“ duduk ja,
aku juga sudah dekat, jawabnya kemudian
“ benar nih
gak apa-apa?tanyaku sedikit tak percaya.
“
iyah,,,duduk saja.timpalnya
“
eh…ngomong-ngomong siapa nama kamu? Tanyaku.
“ aku Rion,
jawabnya sambil tersenyum.
“ aku
Santi…
Itulah awal
perkenalan kita.
* * *
Hari ini si
kaleng sebenarnya sudah baikan, tapi tak tahu kenapa aku ingin sekali naik
bis.sebenarnya bukan bisnya yang membuat tertarik, tapi penumpang yang bermata
sipit yang membuatku tak sabar untuk menemuinya.tak tahu apa alasannya, kapan
mulainya, dan bagaimana aku bisa merasakan sesuatu yang tak pernah ku rasakan
sebelumnya.semenjak bertemu dengannya, semalam aku tak bisa tidur, mengingat
wajahnya, menirukan senyumnya, dan menghapalkan suaranya,ah,,,,serasa gila di buatnya.
Jam 6.25
aku sudah berada di halte menunggu bis yang menjemputku kemarin.dan berharap
ada si mata cipit di dalamnya.panas dan bau selokan tak mengurungkan niatku
untuk menunggu bis itu. Dan akhirnya pengorbananku tak sia-sia, dari kejauhan
telah terlihat samar-samar bis idamanku.
Saat bis
berhenti, tak menunngu lama, aku langsung berebut masuk ke dalam bis bersama
penumpang lain. Bukannya mencari kursi kosong, mataku malah mencari sesuatu
yang lain. Aku mencari Rion yang telah membuat tidurku tak nyenyak.kecewanya
hati ini karna sosok yang ku cari ternyata tak ada.
* * *
Pulang sekolah, seperti di butakan si mata
cipit,aku teringat “kaleng” di rumah. Seandainya aku ke sekolah bersama kaleng,
mungkin sekarang tak perlu menunggu bis untuk sampai ke rumah. 1 jam aku di
halte yang ada di depan sekolahku, akhirnya bisnya datang juga. Dengan gontai
ku langkahkan kakiku ke arah bis. Apa yang terjadi, sosok yang ku kenal baru
saja turun dari bis, tak ada sepatah katapun terucap dariku, dia menarik
tanganku berbalik arah dari bis yang tadinya akan ku naiki.seperti terhipnotis,
aku terus mengikuti langkah Rion yang sedari tadi menarikku. Sampailah di taman
kota yang berada di sebelah selatan sekolahku. Dan Rionpun melepaskan tanganku
saat kita tepat berada di depan penjual es teler langgananku. Tanpa basa-basi,
Rion memesan Es teler untuk kita berdua. Es dengan resep yang sama, dengan
penjual yang sama, tapi senyumannya yang membuat semuanya menjadi lebih
istimewah.
“maaf atas
perlakuanku yang mungkin membuatmu tak nyaman,” kata Rion
“
hah..hmmm….iyaa…gak apa-apa kok”. kataku sedikit kikuk
“ aku ingin
kamu selalu mengingat aku di tempat ini”.katanya
“ iya, kita
bisa setiap hari berada disini jika kamu mau”. Kataku lagi
“ maaf,
waktuku tidak banyak, aku harus pulang, kata Rion seraya pergi setelah membayar
es teler yang di makannya.
Sedikit
heran dengan tingkah Rion. Aku mengambil handphone
dari saku bajuku, memencet tombol,memilih salah satu nama dalam kontak hapeku
dan menekan tombol hijau.tak lama kemudian suara ayah terdengar dari seberang.
“ ayah…
jemput Santi”kataku seraya memelas.
“ kamu
dimana? Si kaleng mogok lagi?? Tanya ayah.
“ Aku ke
sekolah naik angkot ayah.jawabku lagi
“ iyah,
nanti mang Ahmad yang jemput kamu, soalnya ayah tidak bisa tinggalkan pekerjaan
ayah.
“ baik
ayah..kataku lesu.dan pembicaraan berakhir..
* * *
Hari ini,
aku memlih untuk tetap naik angkot, berharap bisa ketemu Rion seperti hari
kemarin.tapi semuax semu. Seharian menunggu tapi tak ada tanda yang membuatku
bisa bertemu dengannya, ada perasaan lain yang menggangguku, ingin menangis,ingin
marah,melampiaskan semua kekecewaan,seperti ada yang hilang hari ini,akupun
pulang membawa kesedihan.
7 hari ku
menunggu di halte berharap bisa bertemu Rion,tapi dy tak perna datang…dan
akhirnya penantianku berakhir, kembali ku lalui hari-hari bersama si kaleng
yang telah ku tinggalkan demi Rion.
* * *
1 bulan
kemudian
Sendiri
berdiri di halte depan sekolah, menunggu bis yang akan membawaku pulang.terik
matahari seperti membakar kulitku.seketika aku teringat penjual es teler yang
berada di taman kota dekat sekolahku.sedikit berlari dan menutup kepala dengan
tas. Sesampai di taman, dan ingin memesan es teler, tiba-tiba penjual Es berkata:
“ neng
Santi…??tanyanya
“ iya mbak.
Ada apa yah?”.
“ 2 minggu
yang lalu, seorang ibu memberikan surat ini kepada saya.katanya harus di
berikan kepada neng Santi”.
“ coba
lihat suratnya mbak..
“ ini neng…
kata mbak penjual es sambil memberikan sebuah emplop berwarna kuning.
Dengan
penasaran, ku buka surat tersebut dan membacanya…
Untukmu
Yang
ku cintai
Saat kamu membaca surat ini, mungkin aku telah
tiada.. sudah 4 tahun aku di vonis dokter menderita penyakit kanker hati
stadium akhir.hari-hariku hanya di temani oleh botol impus dan beberapa
suntikkan di sekujur tubuhku.semenjak saat itu aku tak punya alasan untuk
hidup, dan beberapa kali aku mencoba bunuh diri tapi selalu gagal.
Setelah bertemu denganmu,melihat senyummu, dan
menggenggam tanganmu, ada perasaan lain di hati ini, ingin rasanya bertemu
denganmu dan mengatakan semua yang ku rasakan.apakah ini yang di namakan
CINTA??? Jika benar adanya, izinkan aku merasakannya walau hanya sesaat untukku.
Santi, saat ini aku takut mati, takut tak bisa bertemu
denganmu, takut tak bisa menggenggam tanganmu dan melihat senyum indahmu, ,kamu
cinta pertama dan terakhirku.maafkan aku telah lancang menulis surat untukmu,
tapi aku sadar, waktuku tak banyak lagi untukmu.hingga ku beranikan diriku
untuk menulis surat ini.
Hanya satu pintaku, saat kamu membaca surat ini,
ingatlah aku, dan selipkan namaku dalam hatimu walau hanya sesaat. dan
keesokkan harinya lupakan aku dan sambutlah masa depanmu dengan senyuman…
Dariku
Yang
mencintaimu
Rion
Tak terasa,
air mataku menetes di pipi, seakan ingin berlari mengejar bayangan Rion. Ku
sapu air mataku dan berdoa,semoga Rion di terima di sisi Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar