A.
Pengertian Citra
Berbagai
definisi mengenai citra ditemukan dalam literatur marketing maupun psikologi,
yaitu :
a)
Citra
dideskripsikan sebagai pengetahuan subjektif (Boulding, 1956),
b)
sebagai
sebuah perilaku (Hirschman et al., 1978), dan
c)
sebagai
kombinasi dari karakteristik produk yang berbeda dari fisik produk namun
diindetfikasikan sebagai bagian produk. (Erickson et al., 1984).
Citra juga didefiniskan sebagai
kesan keseluruhan (overall impression) yang berada di benak pelanggan (Zimmer
and Golden,1988) dan sebagai konfigurasi kognitif idiosinkratik (Mazursky and
Jakoby,1986). MacInnis dan Price (1987) bersama dengan Yuille dan Ctachpole
(1977) menggambarkan pembentukan citra sebagai prosedur di mana ide,
perasaan dan pengalaman dengan suatu organisasi terseimpan dalam memory
ingatan. Sidney Levy (1955).
Memperkenalkan konsep citra di tahun 1955 dan telah
diterapkan dalam berbagai objek.
1.
Citra
perusahaan yaitu bagaimana orang memandang keseluruhan perusahaan.
2.
Citra
produk yaitu bagaimana orang memandang kategori produk tertentu.
3.
Citra
merek yaitu bagaimana orang memandang suatu merek tertentu dalam kompetisinya
dengan merek lainnya.
B.
Citra
Perusahaan
Berbicara
mengenai citra perusahaan telah banyak sekali pengertian mengenai citra
perusahaan yang di antara para ahli komunikasi perusahaan dan prakstisi
(Abratt, 1989; Davies et al,2001). Seringkali kata citra diartikan sebagai
’identitas’ atau ’reputasi’ atau dalam arti yang lebih sempit diartikan sebagai
persepsi internal dari perusahaan yang diyakini oleh karyawan
(Kennedy,1977).Menurut Davies et al (2001) dikatakan bahwa citra diartikan
sebagai pandangan mengenai perusahaan oleh para pemegang saham eksternal,
khususnya oleh para pelanggan.
Citra
adalah pandangan internal mengenai perusahaan yang menurut mereka harus
dilabelkan sebagai ’identitas’ (Albert an Whetten’s 1985). Menurut Gronroos
(1984) citra perusahaan dibangun oleh kualitas teknikal yaitu apa yang
pelanggan terima dari pengalaman sebelumnya dan kualitas funsional yaitu cara
bagaimana servis diberikan kepada pelanggan. Sedangkan Gregory 1991; Sobol et
al, 1992;Fombrun, 1996;
Keller,1998
mengatakan bahwa bahwa kredibilitas korporate merupakan bagian dari pembentuk
citra perusahaan. Pelanggan yang mempersepsikan perusahaan sebagai perusahaan
dengan citra baik akan terdorong untuk membeli produk dari perusahahaan
(keller, 1998). Sedangkan Cristensen dan Askegaard 1999; Fatt et all.2000; Harris
dan de Chernatony 2001; Lewis, 2001 mengatakan bahwa citra perusahan dibentuk
dari mulitple atribute oleh karena itu atribute tersebut perlu diukur.
Iklan
dapat berpengaruh pada persepi perusahaan pada pelanggan (Lundstrom dan
Sciglimpaglia 1977). Persepsi ini dikonseptualisasikan sebagai citra perusahaan
(Dicter 1985;Gatewood,Gowan dan Lautenschlager 1993). Sehigga citra perusahaan
adalah total impresi (kesan) yang dibuat oleh keseruhan entitas (seperti iklan)
di benak individual pelanggan (Dicter, 1985). Dua komponen yang prinsipal dari
citra adalah fungsional dan emosional (Kennedy, 1977). Komponen funsional
berhubungan dengan sesuatu yang terlihat (tangible cue) yang dapat diukur
dengan mudah, sedangkan komponen emosional diasosiasikan dengan psikologis yang
dimanifestasikan melalui perasaan dan perilaku (Kennedy, 1977).
Berbicara mengenai
citra perusahaan telah banyak sekali pengertian mengenai citra perusahaan yang
diantaranya ahli komunikasi perusahaan dan prakstisi (Abratt, 1989; Davies et
al,2001). Seringkali kata citra diartikan sebagai ’identitas’ atau ’reputasi’
atau dalam arti yang lebih sempit diartikan sebagai persepsi internal dari
perusahaan yang diyakini oleh karyawan (Kennedy,1977).
Dua komponen yang
prinsipal dari citra adalah fungsional dan emosional (Kennedy, 1977). Komponen
funsional berhubungan dengan sesuatu yang terlihat (tangible cue) yang
dapat diukur dengan mudah, sedangkan komponen emosional diasosiasikan dengan
psikologis yang dimanifestasikan melalui perasaan dan perilaku (Kennedy, 1977).
Citra dideskripsikan sebagai jaringan hirarki bermakna yang tersimpan dalam
memory dengan rentang mulai dari kesan umum holistik sampai elaborasi evaluasi
dari objek dan pengertian ini berkaitan dengan nilai personal dari individu (individual
personal values).
Ada
beberapa jenis Citra (image )yakni :
a.
citra bayangan
citra
ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi ,biasanya adalah
pemimpin .mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya.
b.
citra yang berlaku
Kebalikan
dari citra bayangan, citra yang berlaku
(current image ) ini adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada
pihak-pihak luar mengenai suatu
organisasi. Namunsama halnya dengan citra bayangan, citra yang berlaku tidak
selamanya, bahkan jarang, sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk
dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan yang
biasanya tidak memadai. Biasanya pula, citra ini cenderung negatif.
c.
citra yang diharapkan
citra
harapan ( wish image) adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen.
Biasanya citra yang diharapkan lebih menyenangkan daripada citra yang ada.citra
yang lebih baik juga kadang merepotkan.secara umum yang disebut citra memang
sesuatu yang berkonotasilebih baik.
d.
citra perusahaan
citra
perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan,bukan citra
atas produk dan pelayanannya.
e.
Citra majemuk
jumlah
citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyak dengan jumlah
pegawai yang dimilikinya
f.
citra yang baik dan yang buruk
keduanya
bersumber dari adanya citra-citra yang berlaku ( current image )yang bersifat
negatif dan positif.
TUGAS
“DASAR-DASAR
PUBLIC RELATION”
NAMA : Irma Rifdawati
NO.STBK :
B 501 10 094
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
UNIVERSITAS TADULAKO
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar