Ø Tujuan
dari Public Relation adalah :
1.
Terpelihara dan terbentuknya saling
pengertian (Aspek Kognisi)
Saling pengertian dimulai dari saling mengetahui atau
mengenal tujuan humas pada akhirnya adalah membuat public dan organisasi/
lembaga mengenal. Baik mengenai kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya
masing-masing.
2.
Menjaga dan membentuk saling percaya (Aspek
Afeksi)
Untuk mencapai tujuan saling percaya ini,
prinsip-prinsip komunikasi persuasive dapat diterapkan. Sikap saling percaya
keberadaannya masih bersifat laten,yakni ada pada keyakinan seseorang akan
kebiasaan/ ketulusan orang lain (organisasi/lembaga) dan juga pada keyakinan
organisasi akan kebaikan /ketulusan publiknya.
3.
Memelihara dan menciptakan kerja sama (Aspek
Psikomotoris)
Bantuan dan kerja sama ini sudah dalam
bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu.
Ø Fungsi
Dari Public Relation adalah :
1.
Fungsi Konstruktif
Djanalis menganalogikan fungsi ini sebagai “Perata
Jalan”. Fungsi konstruktif ini mendorong humas membuat aktifitas ataupun
kegiatan-kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif.
2.
Fungsi Korektif
Fungsi Korektif berperan sebagai “Pemadam Kebakaran”.
Apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah(krisis) dengan
public, maka humas harus berperan dalam mengatasi terselesaikannya masalah
tersebut.
Ø Menurut
Cutlip and Center :
a.
Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai
tujuan organisasi
b.
Menciptakan komunikasi dua arah secara
timbale balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada public dan
menyalurkan opini public pada perusahaan.
c.
Melayani public dan memberikan nasihat
kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum
d.
Membina hubungan secara harmonis antara
organisasi dan public, baik internal maupun eksternal.
peran PR dalam sebuah organisasi adalah sebagai berikut:
1.
Communication Tehnician
Beberapa praktisi
memasuki dunia PR ini sebagai teknis. Pada tahap ini kemampuan jurnalistik dan
komunikasi sangat diperlukan. PR diarahkan untuk berperan menulis, menulis news
letter, menulis in house journal, menulis news release, menulis feature, dll. Biasanya
praktisi dalam peran ini tidak hadir pada saat manajemen menemui kesulitan.
Mereka tidak dilibatkan dalam manajemen sebagai pengambil keputusan. Peran
mereka lebih ke arah penulisan tools dan mengimplementasikan program. Mereka
sebagai "the last to know"
2.
Expert Prescriber
Praktisi PR
sebagai pendefinisi problem, pengembang program dan memeiliki tanggungjawab
penuh untuk mengimplementasikannya. Mereka sebagai pihak yang pasif. Manajer
yang lainnya menyerahkan tugas komunikasi sepenuhnya ke tangan si
"komunikasi" ini sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaan mereka
yang lainnya.Tampaknya bangga karena PR semacam ini dianugerahi kepercayaan
tinggi tetapi karena tidak adanya keterlibatan top manajemen dalam peran PR
maka PR seolah terisolir dari perusahaan. Ia sibuk sendiri dengan pekerjaannya.
Di pihak manajemen mereka juga menjadi sangat tergantung kepada PR nya. Mereka
menjadi minim komitmen kepada tugas – tugas PR, padahala seperti diketahui
seharusnya tugas PR harusnya dilakukan oleh semua orang yang ada dalam sebuah
perusahaan,
Dalam hal diffusi
peran dan fungsi PR sehingga mereka paham spirit perlunya PR bagi perusahaan
menjadi rendah dan tidak akan tersosialisasi bahkan terburuk akan hilang
kepercayaan top manajemen akan fungsi PR bagi sebuah organisasi. Hal ini akan
terjadi apabila top manajemen banyak merasa dikecewakan oleh PR yang dianggap
mereka sebagai pakar.
3.
Communication Facilitator
PR sebagai
pendengar setia dan broker informasi. Mereka sebagai penghubung, interpreter
dan mediator antara organisasi dan publiknya. Mereka mengelola two way
communicationnya dengan cara membuka rintangan komunikasi yang ada/yang
terjadi. Tujuannya dalam hal ini adalah untuk menyediakan kebutuhan dua belah
pihak akan informasi, membuat kesepakatan yang melibatkan minat keduabelah
pihak.
Para pelaku
dengan peran ini menempatkan dirinya sebagai sumber informasi dan sebagai
kontak antara organisasi dan publiknya. Sebagai wasit dari interaksi,
memantapkan agenda yang akan didiskusikan antara dua belah pihak, menyimpulkan
pandangan, bereaksi terhadap kasus, membantu partisipan mendiagnosa masalah,
membantu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan komunikasi. Mereka
menjadi boundary spanner antara perusahaan dan publiknya. Mereka bekerja di
bawah asumsi bahwa two way communication mampu meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan organisasi dan publik dalam hal prosedur, kebijakan,
serta tindakan lain yang berhubungan dengan minat kedua belah pihak.
4.
Problem Solving Facilitator
Mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk
mendefinisikan dan memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dalam manajemen
stratejik perusahaan. Bergabung dengan konsultan mulai dari awal direncanakan
program hingga evaluasinya. Membantu manajemen menerapkan PR sebagai tahapan
fungsi manajemen yang sama dengan kegiatan manajemen yang lain.
PR berfungsi sebagai bagian penting penganalisis
situasi, memiliki peran yang intens dalam pengembangan prosedur, kebijakan,
produk dan aksi perusahaan. Mereka juga memiliki power mengubah sesuatu yang seharusnya
diubah. Mereka harus terlibat dalam segala bentuk perubahan organisasi.
Melalui peran ini mereka menjadi paham spirit
setiap program baik motivasi maupun tujuan mengapa program harus dilaksanakan,
mereka mensupport perubahan strategis organisasi, keputusan yang sifatnya
taktis dan memiliki komitmen pada perubahan dan mampu menyediakan segala
sesuatu yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan program.
Mereka dimasukkan sebagai tim manajemen karena
mereka mampu menunjukkan kemampuan dan nilai dalam membantu manajemen menangani
serta menyelesaikan permasalahan
Ø Tugas
dari Public Relation adalah :
1.
Menginterpretasikan, menganalisis dan
mengevalusi kecenderungan perilaku public.
2.
Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga
dengan kepentingan public
Kepentingan organisasi/lembaga dapat jadi jauh berbeda denga
kepentingan public dan sebaliknya, namun juga kepentingan ini sedikit berbeda
bahkan dapat juga kepentingannya yang sama. Dalam kondisi yang manapun, tugas
humas adalah mempertemukan kepentingan ini menjadi saling dimengerti, dipahami,
dihormati, dan dilaksanakan.
3.
Mengevaluasi program-program
organisasi/lembaga, khusunya yang berkaitan dengan public.
Tugas mengevaluasi program manajemen ini mensyaratkan
kedudukan dan wewenang humas yang tinggi dan luas. Karena tugas ini dapat
berarti humas memiliki wewenang untuk memberinasihat apakah suatu program
sebaiknya diteruskan ataukah ditunda ataukah dihentikan.
Ø Menurut
Astrid S.Sutanto :
a.
Mendidik melalui kegiatan nonprofit suatu
public untuk menggunakan barang/jasa instansinya.
b.
Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham
antara instansi denagn public.
c.
Meningkatkan penjualan barang dan jasa
d.
Meningkatkan kegiatan perusahaan yang
berkaitan dengan kegiatan masyarakat sehari-hari.
e.
Mendidik dan meningkatkan tuntutan serta
kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
f.
Mencegah pergeseran penggunaan barang atau
jasa yang sejenis dari pesaing perusahaan oleh konsumen.
Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Hubungan Masyarakat.
Ghalia indonesia. Tahun 2002
terimakasih :)
BalasHapusmaaf sebelumnya, mau tanya kalau fungsi HUMAS yang 8 (programming, relationship, writing dan editing,etc) itu termasuknya memang benar fungsi atau bukan ya? lalu bedanya dengan hubungan internal, press agentry, lobbying, etc.. itu apa?
trims.
Boleh dibeli buku dasar dasar humas?
BalasHapusTerimakasih banyak, sangat bermanfaat, adakah buku referensi Humas yang sekiranya lengkap bagi mahasiswa ilmu komunikasi. Kalau ada tolong beritahu saya, saya sangat membutuhkan buku tersebut. Terimakasih :)
BalasHapusTerima kasih sangat bermanfaat
BalasHapus