Jumat, 11 Mei 2012

Fungsi, Peran, Tujuan, Tugas Public Relation



Ø Tujuan dari Public Relation adalah :

1.      Terpelihara dan terbentuknya saling pengertian (Aspek Kognisi)
Saling pengertian dimulai dari saling mengetahui atau mengenal tujuan humas pada akhirnya adalah membuat public dan organisasi/ lembaga mengenal. Baik mengenai kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing.
2.      Menjaga dan membentuk saling percaya (Aspek Afeksi)
Untuk mencapai tujuan saling percaya ini, prinsip-prinsip komunikasi persuasive dapat diterapkan. Sikap saling percaya keberadaannya masih bersifat laten,yakni ada pada keyakinan seseorang akan kebiasaan/ ketulusan orang lain (organisasi/lembaga) dan juga pada keyakinan organisasi akan kebaikan /ketulusan publiknya.
3.      Memelihara dan menciptakan kerja sama (Aspek Psikomotoris)
Bantuan dan kerja sama ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu.




Ø Fungsi Dari Public Relation adalah :

1.      Fungsi Konstruktif
Djanalis menganalogikan fungsi ini sebagai “Perata Jalan”. Fungsi konstruktif ini mendorong humas membuat aktifitas ataupun kegiatan-kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif.
2.      Fungsi Korektif
Fungsi Korektif berperan sebagai “Pemadam Kebakaran”. Apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah(krisis) dengan public, maka humas harus berperan dalam mengatasi terselesaikannya masalah tersebut.
Ø Menurut Cutlip and Center :
a.   Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi
b.    Menciptakan komunikasi dua arah secara timbale balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada public dan menyalurkan opini public pada perusahaan.
c.    Melayani public dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum
d.   Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan public, baik internal maupun eksternal.
peran PR dalam sebuah organisasi adalah sebagai berikut:
1.    Communication Tehnician
Beberapa praktisi memasuki dunia PR ini sebagai teknis. Pada tahap ini kemampuan jurnalistik dan komunikasi sangat diperlukan. PR diarahkan untuk berperan menulis, menulis news letter, menulis in house journal, menulis news release, menulis feature, dll. Biasanya praktisi dalam peran ini tidak hadir pada saat manajemen menemui kesulitan. Mereka tidak dilibatkan dalam manajemen sebagai pengambil keputusan. Peran mereka lebih ke arah penulisan tools dan mengimplementasikan program. Mereka sebagai "the last to know" 
2.    Expert Prescriber
Praktisi PR sebagai pendefinisi problem, pengembang program dan memeiliki tanggungjawab penuh untuk mengimplementasikannya. Mereka sebagai pihak yang pasif. Manajer yang lainnya menyerahkan tugas komunikasi sepenuhnya ke tangan si "komunikasi" ini sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaan mereka yang lainnya.Tampaknya bangga karena PR semacam ini dianugerahi kepercayaan tinggi tetapi karena tidak adanya keterlibatan top manajemen dalam peran PR maka PR seolah terisolir dari perusahaan. Ia sibuk sendiri dengan pekerjaannya. Di pihak manajemen mereka juga menjadi sangat tergantung kepada PR nya. Mereka menjadi minim komitmen kepada tugas – tugas PR, padahala seperti diketahui seharusnya tugas PR harusnya dilakukan oleh semua orang yang ada dalam sebuah perusahaan, 
Dalam hal diffusi peran dan fungsi PR sehingga mereka paham spirit perlunya PR bagi perusahaan menjadi rendah dan tidak akan tersosialisasi bahkan terburuk akan hilang kepercayaan top manajemen akan fungsi PR bagi sebuah organisasi. Hal ini akan terjadi apabila top manajemen banyak merasa dikecewakan oleh PR yang dianggap mereka sebagai pakar. 


3.    Communication Facilitator
PR sebagai pendengar setia dan broker informasi. Mereka sebagai penghubung, interpreter dan mediator antara organisasi dan publiknya. Mereka mengelola two way communicationnya dengan cara membuka rintangan komunikasi yang ada/yang terjadi. Tujuannya dalam hal ini adalah untuk menyediakan kebutuhan dua belah pihak akan informasi, membuat kesepakatan yang melibatkan minat keduabelah pihak.
Para pelaku dengan peran ini menempatkan dirinya sebagai sumber informasi dan sebagai kontak antara organisasi dan publiknya. Sebagai wasit dari interaksi, memantapkan agenda yang akan didiskusikan antara dua belah pihak, menyimpulkan pandangan, bereaksi terhadap kasus, membantu partisipan mendiagnosa masalah, membantu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan komunikasi. Mereka menjadi boundary spanner antara perusahaan dan publiknya. Mereka bekerja di bawah asumsi bahwa two way communication mampu meningkatkan kualitas pengambilan keputusan organisasi dan publik dalam hal prosedur, kebijakan, serta tindakan lain yang berhubungan dengan minat kedua belah pihak.
4.    Problem Solving Facilitator
Mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dalam manajemen stratejik perusahaan. Bergabung dengan konsultan mulai dari awal direncanakan program hingga evaluasinya. Membantu manajemen menerapkan PR sebagai tahapan fungsi manajemen yang sama dengan kegiatan manajemen yang lain.
PR berfungsi sebagai bagian penting penganalisis situasi, memiliki peran yang intens dalam pengembangan prosedur, kebijakan, produk dan aksi perusahaan. Mereka juga memiliki power mengubah sesuatu yang seharusnya diubah. Mereka harus terlibat dalam segala bentuk perubahan organisasi.
Melalui peran ini mereka menjadi paham spirit setiap program baik motivasi maupun tujuan mengapa program harus dilaksanakan, mereka mensupport perubahan strategis organisasi, keputusan yang sifatnya taktis dan memiliki komitmen pada perubahan dan mampu menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan program.
Mereka dimasukkan sebagai tim manajemen karena mereka mampu menunjukkan kemampuan dan nilai dalam membantu manajemen menangani serta menyelesaikan permasalahan

Ø Tugas dari Public Relation adalah :

1.      Menginterpretasikan, menganalisis dan mengevalusi kecenderungan perilaku public.
2.      Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan public
Kepentingan organisasi/lembaga dapat jadi jauh berbeda denga kepentingan public dan sebaliknya, namun juga kepentingan ini sedikit berbeda bahkan dapat juga kepentingannya yang sama. Dalam kondisi yang manapun, tugas humas adalah mempertemukan kepentingan ini menjadi saling dimengerti, dipahami, dihormati, dan dilaksanakan.
3.      Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga, khusunya yang berkaitan dengan public.
Tugas mengevaluasi program manajemen ini mensyaratkan kedudukan dan wewenang humas yang tinggi dan luas. Karena tugas ini dapat berarti humas memiliki wewenang untuk memberinasihat apakah suatu program sebaiknya diteruskan ataukah ditunda ataukah dihentikan.
Ø Menurut Astrid S.Sutanto :
a.   Mendidik melalui kegiatan nonprofit suatu public untuk menggunakan barang/jasa instansinya.
b.    Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antara instansi denagn public.
c.    Meningkatkan penjualan barang dan jasa
d.   Meningkatkan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat sehari-hari.
e.    Mendidik dan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
f.    Mencegah pergeseran penggunaan barang atau jasa yang sejenis dari pesaing perusahaan oleh konsumen.
Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Hubungan Masyarakat. Ghalia indonesia. Tahun 2002

4 komentar:

  1. terimakasih :)
    maaf sebelumnya, mau tanya kalau fungsi HUMAS yang 8 (programming, relationship, writing dan editing,etc) itu termasuknya memang benar fungsi atau bukan ya? lalu bedanya dengan hubungan internal, press agentry, lobbying, etc.. itu apa?
    trims.

    BalasHapus
  2. Boleh dibeli buku dasar dasar humas?

    BalasHapus
  3. Terimakasih banyak, sangat bermanfaat, adakah buku referensi Humas yang sekiranya lengkap bagi mahasiswa ilmu komunikasi. Kalau ada tolong beritahu saya, saya sangat membutuhkan buku tersebut. Terimakasih :)

    BalasHapus
  4. Terima kasih sangat bermanfaat

    BalasHapus